api ketika bertemu dengan Bang Adil untuk yang pertama kalinya, tak bisa
kupungkiri kalau pesona Bang Adil mampu menerobos kukuhnya dinding
hatiku. Ternyata jatuh cinta itu sungguh indah.
Jatuh cinta
itu memang indah. Begitu indahnya hingga membuai angan dan meninggalkan
logika. Demi menarik perhatian Bang Adil, pemuda yang pernah berbagi
waktu dengannya di masa kecil, Syifa yang tomboi dan manja berusaha
mati-matian mengubah penampilannya, mulai dari meninggalkan celana jeans
dan beralih ke rok panjang, memakai jilbab, belajar kitab kuning,
hingga memakai bedak, benda yang selama ini tak pernah disentuhnya.
Usaha Syifa ini bukannya tanpa halangan. Karena, ketiga sahabatnya pun
menaruh hati pada pria tampan nan karismatik itu.
Terselubungi
obsesi terhadap Bang Adil, Syifa akhirnya memberanikan diri untuk
menyatakan perasaannya. Gaung cinta yang ia tabuh pun bersambut. Sang
lelaki pujaannya itu merasakan getar-getar yang sama. Sayang, impian
Syifa untuk menjadi bidadari bagi Bang Adil tak pernah terwujud. Takdir
menghentikan sketsa angan-angannya.
Dibumbui dengan berbagai kisah
persahabatan dan problematika khas dunia remaja, novel ini mengajak kita
untuk selalu mensyukuri segala yang kita miliki. Bahwa, hidup tak hanya
berpusat pada diri sendiri. Selalu ada kisah-kisah pengiring yang akan
memperkaya pengalaman batin.
Cintaku kepada Bang Adil telah
mengubah duniaku, membuatku melakukan apa pun termasuk memakai jilbab
dan hasrat untuk belajar kitab kuning.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar